Sabtu, 19 Februari 2011

Identifikasi Industri Untuk Tiga Perusahaan Berbeda Berdasarkan Rasio - ALK

Share
Soal  1-10
Beberapa ratio untuk tiga perusahaan berbeda yang beeroperasi dalam tiga industri berbeda ( dagang, farmasi, dan utilitas ) dilaporkan dalam tabel dibawah ini :

Diminta :
Identifikasi industri untuk masing-masing perusahaan. Berikan setidaknya dua alasan untuk mendukung masing-masing pilihan anda.

Jawab :
Perusahaan A
* Rasio margin laba kotor sebesar 18% berarti  besarnya laba kotor perusahaan sama dengan 18% penjualan bersihnya. Atau, besarnya laba kotor adalah 18 sen untuk setiap rupiah hasil penjualannya. Biaya yang mempengaruhi Laba kotor perusahaan A sangat besar dapat diketahui dari kecil nya  laba kotor yang diperoleh perusahaan tersebut.
* Rasio margin laba bersih sebesar 2% : setiap rupiah penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp0,02
* Rasio penelitian dan pengembangan terhadap penjualan sebesar 0% : karena perusahaan A merupakan perusahaan dagang jadi tidak melakukan penelitian agar dapat memperkecil biaya.
* Rasio iklan terhadap penjualan sebesar 7% : perusahaan mengeluarkan biaya iklan sebesar 7% bertujuan agar dapat meningkatkan hasil penjualan.
* Rasio beban bunga terhadap penjualan sebesar 1% : perusahaan A mempunyai beban bunga sebesar 1%  yang dapat mempengaruhi besarnya laba bersih sebelum pajak yang nantinya akan dihasilkanoleh perusahaan.
* Pengembalian atas investasi (ROA) sebesar 11% : kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto sebesar 11%.
* Perputaran piutang usaha 95 kali berarti dalam setahun piutang usaha berputar 95 kali. Tinggi rendahnya receivables turnover mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin tinggi turnovernya, berarti semakin cepat perputarannya, yang berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang, sehingga untuk mempertahankan net credit sales tertentu, dengan naiknya turnovernya, dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang. Oleh karena itu perusahaan ini termasuk efisien dalam mengelola piutang usahanya.
* Perputaran persediaan 9 kali berarti dalam setahun persediaan pada perusahaan A berputar sebanyak 9 kali. Semakin tinggi perputaran persediaan ini, semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dan transaksi penjualan.
* Utang jangka panjang terhadap ekuitas sebesar 64% : Rp0,64 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin utang jangka panjang. Semakin kecil angka rasio, semakin baik solvabilitas perusahaan.

Perusahaan B
* Rasio margin laba kotor sebesar 53% : Perusahaan memperoleh laba kotor yang besar  karena biaya umum dan administrasi serta biaya penjualan (semuanya di luar pabrik) harus dikeluarkan dari perhitungan rasio. Dengan demikian, rasio tersebut hanya laba kotor dan pendapatan.
* Rasio margin laba bersih sebesar 14% : pada perusahaan ini hanya mampu menghasilkan margin laba bersih sebesar 14% sedangkan rasio margin laba kotor yang diperoleh sebesar 53% berarti selisih antara rasio margin laba kotor dan rasio margin laba bersih menunjukan besarnya biaya produksi untuk memproduksi (HPP) yang ditanggung oleh perusahaan.
* Rasio penelitian dan pengembangan terhadap penjualan 17% : karena perusahaan B merupakan perusahaan farmasi  yang bergerak dalam bidang manufaktur. Dimana  perusahaan melakukan kegiatan  mengolah obat-obatan maka perusahaan perlu melakukan penelitian dan pengembangan untuk menjamin produk yang dihasilkannya aman dan lebih bermanfaat serta dapat diterima oleh masyarakat . sehingg dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan obat tersebut dengan demikian penjualan obat tersebut akan meningkat seiring dengan kepercayaan masyarakat.
* Rasio iklan terhadap penjualan 4% : rasio iklan yang digunakan untuk meningkatkan penjualan sebesar 4 % tidak terlalu berpengaruh penjualan karena ratio margin laba bersih yang di peroleh oleh perusahaan masih kecil dari ratio margin laba kotor yang besar.
* Rasio beban bunga terhadap penjualan 1% : : perusahaan B mempunyai beban bunga sebesar 1%  yang dapat mempengaruhi besarnya laba bersih sebelum pajak yang nantinya akan dihasilkanoleh perusahaan.
* Pengembalian atas investasi (ROA) 12% : : kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto sebesar 12%.
* Perputaran piutang usaha 5 kali : dalam setahun piutang perusahaan B berputar sebanyak 5 kali yang berarti  tingkat perputaran piutangnya rendah.
* Perputaran persediaan 3 kali : perusahaan B dalam setahun persediaan berputar hanya sebanyak 3 kali. Perputaran persediaan perusahaan  ini sangatlah rendah yang dikhawatirkan banyaknya barang yang menggangur di gudang akan menimbulkan resiko kerusakan dan pencurian. Selain menimbulkan resiko kerusakan dan pencurian akan menambah beban penyimpanan.
* Rasio Utang jangka panjang 45% : Rp0,45 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin utang jangka panjang. Semakin kecil angka rasio, semakin baik solvabilitas perusahaan.

Perusahaan C
*Rasio margin laba bersih 8% : perusahaan C hanya mampu menghasilkan laba bersih yang kecil. Selain itu perusahaan C ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidanng jasa yang  mengeluarkan beban bunga yang besar.
* Rasio penelitian dan pengembangan terhadap penjualan 0,1% : perusahaan hanya mengeluarkan biaya yang kecil untuk  Rasio penelitian dan pengembangan terhadap penjualan.
* Rasio iklan terhadap penjualan 0,1% : pada rasio ini perusahaan juga mengeluarkan biaya yang kecil. Sehingga dapat mengurangi beban perusahaan dalam menjalankan operasinya. Namun akibat dari sedikitnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mempengaruhi tingkat penjualan. Dan oleh sebab itu ratio margin laba bersih yang diperoleh juga kecil.
* Rasio beban bunga terhadap penjualan 15% : perusahaan ini harus menanggung beban yang besar dalam setiap penjualan produknya.
* Pengembalian atas investasi (ROA) sebesar 7% : kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto sebesar 11%.
* Perputaran piutang usaha 11 kali : berarti dalam setahun persediaan pada perusahaan C berputar sebanyak 11 kali. Semakin tinggi perputaran persediaan ini, semakin singkat atau semakin baik waktu rata-rata antara penanaman modal dalam persediaan dan transaksi penjualan.
* Perputaran persediaan n.a : karena Perusahaan C bergerak dibidang jasa  maka perusahaan ini tidak memiliki persediaan.
* Utang jangka panjang terhadap ekuitas 89% : Rp0,89 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin utang jangka panjang. Karena nilai rasio ini terlalu besar sampai 89% berarti perusahaan berada dalam keadaan yang tidak efisien karena disebabkan kewajiban yang lebih besar dari pada asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Dari ketiga perusahaan diatas perusahaan yang paling efektif dalam segi likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas adalah Perusahaan A.  berikut alasannya :
1. Semakin tinggi rasio profitabilitas maka semakin baik. Diantaranya yang termasuk rasio profitabilitas adalah rasio margin laba kotor dan rasio margin laba bersih. Walaupun perusahaan A memiliki margin laba kotor dan laba bersih yang kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya namun selisih rasio antara laba kotor dan laba bersih sangat kecil yaitu sebesar 6% sedangkan untuk perusahaan B sebesar 39% dan perusahaan C kita sebesar  8% karena pada perusahaan ini tidak terdapat rasio margin laba kotor. Berarti biaya produksinya kecil dibanding dengan perusahaan lain. Maka tingkat kinerja operasinya baik walaupun menghasilkan laba bersih yang kecil.
2. tanpa rasio penelitian dan pengembangan terhadap penjualan perusahaan ini sudah dapat menghasilkan laba. Sedangkan perusahaan B membutuhkan rasio ini sebesar 17 %. Karena perusahaan ini perusahaan dagang biaya yang digunakan untuk penelitian seperti yang dilakukan oleh perusahaan B kemungkinan di masukan pada rasio iklan terhadap penjualan.
3. Untuk perputaran piutang perusahaan A sangat efektif  karena pihak manajemen perusahaan mampu mengendalikan piutangnya dengan baik Karena memiliki nilai yang tinggi yaitu 95 kali dalam setahun jika dibandingkan dengan perusahaan B yang hanya 5 kali dalam setahun dan perusahaan C  memiliki perputaran 11 kali dalam setahun.
4. Perusahaan A akan mengalami rasio perputaran persediaan sebanyak 9 kali lebih bagus dibandingkan dengan perusahaan B sedangkan perusahaan C tidak mempunyai persediaan.
5. Semakin kecil nilai rasio dari utang jangka panjang terhadap ekuitas maka semakin baik performa perusahaan tersebut. Walaupun nilai rasio yang paling kecil tidak dimiliki oleh perusahaan A namun dari data- data keseluruhan perusahaan ini lah yang paling efektif dalam mengelola kewajiban jangka panjangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar